Skip to content BerandaFitur LengkapHargaPrivate CloudLoginCoba Gratis Piutang Pendapatan Pengertian dan Contohnya Piutang Pendapatan Pengertian dan Contohnya Pada dasarnya, piutang adalah salah satu bagian dari aktiva lancar yang tersaji di dalam neraca. Piutang adalah salah satu hal yang wajar terjadi di dalam kegiatan bisnis perusahaan. Jenis piutang pun ada banyak, salah satunya adalah piutang pendapatan. Piutang pendapatan adalah pendapatan yang belum diterima oleh perusahaan meskipun dari sisi waktu sudah menjadi hak milik perusahaan. Piutang pendapatan ini bisa juga disebut dengan piutang usaha ataupun piutang dagang. Piutang akan memungkinkan setiap pembeli dalam memperoleh produk perusahaan dengan cara berhutang. Transaksi hutang piutang di dalam perusahaan ini nantinya akan dicatat di dalam jurnal utang-piutang. Ciri-Ciri Piutang Pendapatan Piutang pendapatan memang mempunyai risiko dan keuntungannya tersendiri untuk pihak perusahaan. Jenis piutang ini akan memungkinkan pihak perusahaan dalam menjual barang dagangannya secara lebih cepat, mencegah produk disimpan di gudang terlalu lama, dan bisa menerapkan bisnis model B2C. Pihak pelanggan pun nantinya bisa mudah dalam mendapatkan produk walaupun kondisi kas mereka belum memadai dalam melakukan pembayaran. Nah, ciri-ciri dari piutang pendapatan adalah sebagai berikut 1. Produk Utama Perusahaan Ciri yang pertama dari piutang pendapatan adalah hasil dari penjualan kredit atas produk utama pihak perusahaan. Sedangkan piutang yang terdapat dari pinjaman pegawai ataupun piutang bunga termasuk di dalam piutang lain-lain. Piutang terjadi karena adanya kegiatan transaksi produk ataupun menggunakan jasa perusahaan Anda yang tidak dibayar secara penuh ataupun langsung. 2. Ada Tanggal Jatuh Tempo Mempunyai tanggal jatuh tempo adalah ciri dari piutang pendapatan yang kedua. Terdapat dua satuan yang biasa digunakan di dalam pengukuran tanggal jatuh tempo, yaitu bulan dan hari. Untuk perhitungan tanggal jatuh tempo dengan berdasarkan bulan, maka akan sama dengan tanggal pembelian, tapi di bulan selanjutnya. 3. Ada Nilai Jatuh Tempo Selain tanggal jatuh tempo, di dalam piutang juga terdapat nilai jatuh tempo. Nilai jatuh tempo ini akan dikenakan pada pembayaran piutang yang sudah melebihi tanggal jatuh tempo. Nilai ini diperoleh dari penjualan pembelian produk ataupun jasa yang ditambahkan dengan nilai bunga atas adanya keterlambatan pembayaran piutang. 4. Resiko Piutang Tak Tertagih Piutang mempunyai resiko tidak tertagih. Untuk mengatasinya, biasanya pihak perusahaan akan memberlakukan potongan tertentu untuk pihak terutang jika membayar tagihan sebelum jatuh tanggal tempo. Untuk bisa mencegah piutang yang tidak tertagih, pihak perusahaan juga tidak bisa masalh dalam meberikan fasilitas pembelian secara kredit. Anda berhak meminta down payment ataupun membuat ketentuan penalti dalam bentuk bunga atas keterlambatan pembayaran piutang. Nantinya, setiap periode akuntansi juga harus dibuatkan jurnal penyesuaian piutang tidak tertagih. 5. Besaran Bunga Ada juga nominal bunga yang diberlakukan secara berbeda-beda, tergantung dari kebijakan pihak perusahaan. informasi yang berhubungan dengan nominal bunga yang dikenakan pada pihak konsumen ini akan diinformasikan pada pelanggan sebelum melakukan kegiatan transaksi pembelian kredit. Anda sendirilah yang nantinya harus menentukan tingkat bunga. Beban bunga ini adalah konsekuensi yang harus diterima oleh pihak pelanggan karena mereka menambah waktu pembayaran. Baca juga Buku Besar Bentuk T Contoh dan Cara Mudah Membuatnya Contoh Transaksi Piutang Pendapatan Agar lebih memahami cara mencatat piutang pendapatan, Anda bisa menyimak contoh yang ada di bawah ini. CV Sinar Jaya Sentosa mencatat piutang pendapatan di awal bulan Agustus 2021 sebanyak 50 juta rupiah. Selama bulan Agustus tersebut, terjadi kegiatan transaksi yang berhubungan dengan piutang dengan detail sebagai berikut Pembayaran piutang dari PT ABC sebanyak 15 juta rupiah di tanggal 10 Agustus 2021. CV Mekar Jaya Damai membeli barang dagang CV Sinar Jaya Sentosa secara kredit di tanggal 15 Agustus 2021 sebanyak 20 juta rupiah. PT DEF membayar piutangnya lebih awal sebanyak 25 juta rupiah dan memperoleh potongan penjual sebanyak 1% dari hutangnya jika dibayar sebelum jatuh tanggal tempo. PT GHI membayar dimuka atas barang dagang CV Sinar Jaya Sentosa sebanyak 20 juta rupiah di tanggal 25 Agustus, tapi barang baru dikirim di periode bulan depan. Dalam hal ini, piutang pendapatan akan bertambah jika terjadi penjualan kredit dan berkurang ketika pelanggan berhasil melunasinya. Berdasarkan contoh di atas, maka pendapatan CV Sinar Jaya Sentosa di akhir bulan Agustus adalah sebagai berikut = Rp. Rp. Rp. – Rp. = Rp. Sedangkan total piutang pendapatan dari perusahaan tersebut adalah sebanyak 30 juta rupiah yang juga akan menjadi piutang di awal bulan September 2021. Sedangkan untuk transaksi nomor 4 akan masuk dalam pendapatan diterima dimuka yang bisa dicatat sebagai utang usaha. Baca juga Bookkeeper Ini pengertian, Tugas, dan cara Memilih Bookkeeper yang Baik Jurnal Piutang Pendapatan Jika mengikuti contoh kasus di atas, jurnal piutan pendapatan bisa menggunakan tiga pos akun perkiraan, yaitu piutang pendapatan, potongan penjualan, dan juga kas. Contohnya adalah sebagai berikut Baca juga Pembukuan Usaha Ini Cara Mudah Membuatnya untuk UMKM! Penutup Jadi dalam melakukan kegiatan akuntansi, terlebih lagi piutang pendapatan, setiap akuntan harus menerapkan prinsip kehati-hatian. Selain itu, kerahasian data miliki klien juga harus dijaga, terlebih lagi bila berhubungan dengan hutang-piutang. Nah, agar bisa lebih mudah dalam mencatat piutang, Anda bisa menggunakan aplikasi bisnis dan akuntansi dari Accurate Online. Aplikasi yang dikembangkan dengan basis cloud ini bisa mencetak invoice dan juga menyajikan saldo piutang dan hutang secara realtime. Selain itu, di dalamnya juga sudah disediakan berbagai fitur bisnis yang lengkap untuk memudahkan Anda dalam mengelola bisnis. Sehingga, Anda bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnis. Tertarik? Anda bisa mencobanya secara gratis selama 30 hari dengan klik banner di bawah ini. Seberapa bermanfaat artikel ini? Klik salah satu bintang untuk menilai. 0 pembaca telah memberikan penilaian Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini Jadilah yang pertama! As you found this post useful... Follow us on social media! We are sorry that this post was not useful for you! Let us improve this post! Tell us how we can improve this post? Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan. Bagikan info ini ke temanmu! Related Posts Page load link
Nomor51 Tahun 2002 tentang Perkapalan. Sesuai dengan asas derogasi, dimuatnya ketentuan mengenai hipotek dalam UU Pelayaran Tahun 1992 dapat dikatakan menderogasi ketentuan-ketentuan tentang hipotek baik dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) maupun dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata). Derogasi peraturan yang tidak diikutiPoin-Poin Keseluruhan Materi bisa diklikAudit Piutang Usaha dan Penjualan KreditOverview Siklus Penjualan Akun-Akun Dalam SiklusFungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan TerkaitMerancang Program AuditMetodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi PenjualanMetodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi Penerimaan KasTOC & STOT SALES & STDB AR Overview Siklus Penjualan Tujuan keseluruhan dalam audit Siklus Penjualan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi. Berikut adalah tabel yang memuat kelas transaksi, akun, fungsi bisnis, serta dokumen dan pencatatan terkait dengan Siklus Penjualan. Tujuan dari keseluruhan audit siklus penjualan dan piutang adalah mengevaluasi apakah saldo akun yang diperoleh dari siklus disajikan secara wajar sesuai dengan standar. Sifat dari akun ini bisa bervariasi bergantung pada industri dan kliennya. Penjelasan singkat fungsi bisnis Siklus Penjualan untuk lebih lengkapnya silahkan baca di buku Arens, 2016 hlm. 448 s/d 452 Processing customer order Permintaan barang oleh pelanggan memulai seluruh siklus. Secara hukum, ini adalah penawaran untuk membeli barang berdasarkan ketentuan yang ditentukan. – Customer order adalah permintaan barang dagangan oleh pelanggan, dapat diterima melalui telefon, surat, formulir, salespeople, pesanan melalui internet, dll. – Sales order adalah dokumen untuk mengkomunikasikan deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait untuk barang yang dipesan oleh pelanggan. Dokumen ini sering digunakan untuk mengindikasikan persetujuan kredit dan otorisasi pengiriman. Granting credit Sebelum barang dikirim, orang yang berwenang harus memberikan persetujuan kepada pelanggan untuk penjualan secara kredit. Praktik yang lemah dalam persetujuan kredit sering kali menghasilkan kredit macet yang berlebihan dan piutang yang mungkin tidak dapat ditagih. Shipping goods Fungsi kritis ini adalah titik pertama dalam siklus di mana perusahaan mentransfer kepemilikan aset. Sebagian besar perusahaan mengakui penjualan ketika barang dikirim. Dokumen pengiriman disiapkan untuk memulai pengiriman barang, yang menunjukkan deskripsi barang dagangan, jumlah yang dikirim, dan data terkait lainnya. Dokumen pengiriman seringkali merupakan bill of lading, yang merupakan kontrak tertulis antara pengangkut dan penjual tanda terima dan pengiriman barang. Perusahaan mengirim aslinya ke pelanggan dan menyimpan satu atau lebih salinan. Dokumen pengiriman berfungsi sebagai sinyal untuk menagih pelanggan dan mungkin dalam bentuk elektronik atau kertas. Billing customer and recording sales Penagihan adalah sarana yang digunakan pelanggan untuk mengetahui jumlah yang harus dibayar untuk barang, oleh karena itu harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu. Aspek penagihan yang paling penting adalah Semua pengiriman yang dilakukan telah ditagih completeness Tidak ada pengiriman telah ditagih lebih dari satu kali occurrence Masing-masing ditagih untuk jumlah yang tepat accuracy Sales invoice/faktur penjualan adalah dokumen atau catatan elektronik yang menunjukkan deskripsi dan jumlah barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, ketentuan, dan data terkait lainnya. Faktur penjualan adalah metode yang menunjukkan kepada pelanggan jumlah penjualan dan tanggal jatuh tempo pembayaran. Perusahaan mengirim aslinya ke pelanggan, dan menyimpan satu atau lebih salinan. Processing and recording cash receipts Fungsi bisnis ini meliputi penerimaan, penyimpanan, dan pencatatan kas. Kas termasuk mata uang, cek, dan transfer dana elektronik. Kekhawatiran yang paling penting adalah kemungkinan pencurian. Pencurian dapat terjadi sebelum tanda terima dimasukkan dalam catatan atau setelahnya. Adalah penting bahwa semua penerimaan kas disimpan di bank pada jumlah yang tepat secara tepat waktu. Remittance advice adalah dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan biasanya dikembalikan ke penjual dengan pembayaran pelanggan. Ini menunjukkan nama pelanggan, nomor faktur penjualan, dan jumlah faktur. Remittance advice digunakan sebagai catatan pembayaran yang diterima untuk mengizinkan setoran langsung cek yang diterima dan untuk meningkatkan kontrol atas penyimpanan aset. Processing and recording sales returns and allowances Ketika seorang pelanggan tidak puas dengan barang, penjual sering menerima pengembalian barang atau memberikan pengurangan biaya. Perusahaan menyiapkan laporan penerimaan untuk barang yang dikembalikan dan mengembalikannya ke penyimpanan. Memo kredit dikeluarkan untuk sales return and allowances untuk membantu mempertahankan kontrol dan untuk memfasilitasi pencatatan. Writing off uncollectible account receivables Beberapa pelanggan tidak dapat membayar tagihan mereka. Setelah menyimpulkan bahwa suatu jumlah tidak dapat dikumpulkan, perusahaan harus menghapusnya. Biasanya, ini terjadi setelah pelanggan mengajukan kebangkrutan atau akun dialihkan ke agen penagihan. Akuntansi yang tepat membutuhkan penyesuaian untuk akun yang tidak dapat ditagih ini. Providing for bad debts Karena perusahaan tidak dapat mengharapkan untuk menagih 1004 dari penjualan mereka, prinsip akuntansi mengharuskan mereka untuk mencatat biaya piutang tak tertagih untuk jumlah yang mereka tidak harapkan untuk kumpulkan. Akun-Akun Dalam Siklus Akun dari siklus ini bergantung pada jenis bisnis yang dioperasikan. Siklus ini umumnya melibatkan akun-akun berikut ini Penjualan Diskon penjualan Pengembalian penjualan Pajak Pertambahan Nilai Beban pokok penjualan Piutang penjualan Cadangan piutang Kas Metodologi yang digunakan oleh merancang ToDB dan ToT akun dalam siklus ini meliputi konfirmasi, rekalkulasi, pengujian pisah batas, dan tes lainnya. Dalam siklus ini, akun representatif yang digunakan adalah penjualan dan piutang. Dalam siklus penjualan dan penagihan terdapat lima klasifikasi transaksi yaitu Penjualan tunai dan kredit Penerimaan kas Retur dan pengurangan penjualan Penghapusan piutang tak tertagih Beban piutang tak tertagih Kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam salah satu dari dua akun neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan untuk piutang tak tertagih. Untuk mudahnya, kita mengasumsikan bahwa ada pengendalian internal yang sama baik untuk penjualan tunai maupun penjualan kredit. Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan Terkait Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan dan proses yang dibutuhkan untuk transfer kepemilikan dari barang dan jasa kepada pelanggan setelah barang-barang tersebut tersedia untuk dijual. Hal ini diawali dengan permintaan permintaan oleh seorang pelanggan dan diakhiri dengan konversi bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang akhirnya menjadi kas . 8 Fungsi bisnis dalam siklus penjualan dan penagihan Memproses Pesanan Pelanggan Secara hukum, permintaan pesanan pelanggan merupakan penawaran untuk membeli barang dalam kondisi tertentu yang disepakati. Dokumen dalam pemrosesan pesanan pelanggan yaitu permintaan pelanggan dan pesanan penjualan. 2. Pemberian Kredit Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang, yang menunjukkandeskripsi barang dagang , kuantitas yang dikirimkan, dan data yang relevan lainnya. Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman barang pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara elektronik ketika barang telah di kirimkan , dan secara otomatis akan membuat faktur penjualan yang terkait serta ayat jurnal dalam jurnal penjualan. 3. Pengiriman Barang Sebuah dokumen pengiriman barang disiapkan pada saat pengirima yang dapat dilakukan secara otomatis oleh computer berdasarkan pada informasi pesanan pesanan pelanggan dan disiapkan dokumen pengiriman untuk memulai pengiriman barang. 4. Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan Penagihan dengan jumlah yang tepat bergantung pada tagihan pada pelanggan untuk jumlah yang dikirim pada harga yang disahkan. Dokumen-dokumen dalam penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan faktur penjualan, arsip transaksi penjualan, jurnal atau daftar penjualan, arsip utama akun piutang dagang, neraca saldo akun piutang, dan laporan penagihan bulanan. 5. Memproses dan Mencatat Penerimaan Kas Termasuk penerimaan, penyetoran, dan pencatatan kas Dokumen-dokumen pendukung dalam kegiatan ini antara lain slip pembayaran, daftar awal penerimaan kas, arsip transaksi penerimaan kas, dan jurnal atau daftar penerimaan kas. 6. Pemrosesan Pencatatan Retur Penjualan dan Pengurangan Harga Dokumen yang digunakan dalam proses ini adalah memo kredit serta jurnal retur penjualan dan pengurangan harga. 7. Menghapus Piutang Tak Tertagih Setelah menyimpulkan bahwa suatu jumlah tidak dapat ditagih maka perusahaan harus menghapuskannya dan penghapusan itu dapat ditandai dalam formulir otorisasi piutang tak tertagih. 8. Beban Piutang Tak Tertagih Prinsip akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban piutan tak tertagih sejumlah nilai tagihan yang diperkirakan tidak dapat ditagih. Merancang Program Audit Program audit adalah daftar prosedur audit yang akan dilaksanakan oleh auditor. Prosedur audit sendiri adalah instruksi terinci untuk pengumpulan jenis bukti audit. Prosedur audit bermanfaat untuk memenuhi tujuan serta asersi audit. Program audit berisi tipe pengujian, tujuan audit, prosedur audit, ukuran sampel, item yang akan dipilih, dan timing. Dalam merancang program audit, auditor menggunakan beberapa tipe pengujian untuk mengetahui apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Gambar berikut menunjukkan tipe-tipe pengujian yang digunakan untuk audit Siklus Penjualan. Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa tipe audit test yang diperlukan untuk melakukan audit Siklus Penjualan adalah Test of Control, Substantive Test of Transactions, Substantive Analytical Procedures, dan Test of Detail of Balances. Test of Control dan Substantive Test of Transaction Metodologi perancangan TOC dan STOT atas Sales tertera pada gambar berikut. Tahapan ke-1, ke-2, dan ke-3 pada metodologi tersebut telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Oleh karena itu, pada pertemuan ini kita akan langsung membahas tahap terakhir. Dalam merancang TOC dan STOT, terlebih dahulu kita harus menentukan tujuan audit serta asersi yang sesuai. Dalam menentukan TOC dan STOT atas Sales, kita harus mengetahui potensi salah saji yang mungkin terjadi. Menurut pengalaman, Sales memiliki beberapa potensi salah saji antara lain 1 Pencatatan penjualan, namun pengiriman tidak pernah dilakukan, 2 Penjualan yang dicatat lebih dari 1 satu kali, 3 Penjualan dilakukan kepada pelanggan fiktif. Berdasarkan hal tersebut, akun Sales juga memiliki kecenderungan untuk overstated, maka dari itu tujuan audit dan asersinya AICPA Standard Assertions adalah sebagai berikut. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi Penjualan Memahami pengendalian internal—penjualan auditor mempelajari bagan arus klien, menyusun kuesioner, dan pengujian Mengukur resiko pengendalian yang direncanakan—penjualan meliputi pemisahan tugas yang tepat, otorisasi yang tepat, dokumen dan catatan yang memadai, dokumen yang telah diberi nomor terlebih dahulu, laporan tagihan bulanan, dan prosedur verifikasi Menentukan keluasan pengujian Merancang pengujian pengendalian untuk Merancang pengujian substantive transaksi penjualan dapat dilakukan ketika kondisi penjualan yang dicatat benar-benar terjadi, penjualan yang dicatat adalah untuk barang yang tidak pernah dikirimkan ke pelanggan, penjualan dicatat lebih dari sekali, pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif, transaksi penjualan yang ada telah dicatat, arah pengujian, penjualan telah dicatat dengan akurat, transaksi penjualan telah dimasukkan pada arsip utama dan telah diikhtisarkan dengan benar, penjualan yang dicatat telah diklasifikasikan dengan benar, penjualan dicatat pada tanggal yang MERANCANG DAN MENJALANKAN SUSUNAN PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT Pengubahan dari suatu susunan rancangan program audit pada susunan pelaksanaan program audit, prosedurnya harus digabungkan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan duplikasi prosedur, meyakinkan pada saat sebuah dokumen tertentu diperiksa semua prosedur telah dilaksanakan, dan memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur seefektif mungkin. RETUR PENJUALAN DAN PENGURANGAN HARGA Auditor biasanya menekankan pengujian pengendalian yang membongkar setiap pencurian kas dari penagihan piutang dagang yang ditutupi oleh retur penjualan dan pengurangan harga yang fiktif. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi Penerimaan Kas Auditor harus mengikuti proses menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit, merancang pengujian pengendalian, dan merancang pengujian substantive transaksi. Langkah-langkah metodologi ini menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat, menyiapkan pembuktian penerimaan kas, dan melakukan pengujian untuk mengungkap lapping dan dalam piutang dagang. PENGUJIAN AUDIT UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG TAK TERTAGIH Auditor mencegah kecurangan dengan melakukan otorisasi penghapusan piutang yang tepat oleh manajemen yang berwenang setelah penyelidikan secara menyeluruh atas alasan pelanggan yang tidak mampu membayar piutang. PENGENDALIAN INTERNAL TAMBAHAN TERHADAP SALDO AKUN SERTA PENYAJIAN PENGUNGKAPAN Penyusunan neraca saldo umur piutang dagang untuk dikaji ulang dan Kebijakan penghapusan piutang TOC & STOT SALES & STDB AR Contoh Test of Controls dan Substantive Test of Test Transaction Sales Contoh test of Control dan Substantive test of transaction atas penerimaan kas Contoh Program Audit untuk Test of Control dan substantive test of transaction atas Penjualan dan penerimaan kas Test of detail balance atas Account Receivable Fase ke-1 telah dibahas pada pertemuan sebelumnya dan fase ke-2 telah dibahas di atas, maka sekarang kita akan langsung membahas fase ke-3 dan ke-4. Bukti yang tepat untuk diperoleh dari Test of Detail of Balance harus diputuskan berdasarkan tujuan-demi-tujuan. Dalam merancang Test of Detail of Balance atas Account Receivable, auditor harus memenuhi masing-masing dari delapan tujuan audit yang terkait dengan saldo AICPA Standard Assertions sebagai berikut. Tujuan Audit terkait Saldo Piutang Test of Detail Balance Piutang Penjelasan Tujuan Audit Terkait Saldo 1 Piutang usaha pada neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait, dan totalnya telah ditambahkan dengan benar serta sama dengan saldo buku besar umum. Detail tie- in Sebagian besar pengujian piutang dan penyisihan piutang tak tertagih didasarkan pada Aged Trial Balance Aging Schedule. Aged Trial Balance mencantumkan saldo dalam file induk piutang pada tanggal neraca, termasuk saldo masing-masing pelanggan yang beredar dan rincian masing-masing saldo pada saat berlalu antara tanggal penjualan dan tanggal neraca. Biasanya, auditor menguji informasi pada Aged Trial Balance untuk detail tie-in sebelum pengujian lain untuk memverifikasi bahwa populasi yang diuji sesuai dengan buku besar umum dan file induk piutang usaha. Selain itu, auditor harus melacak sampel saldo individu ke dokumen pendukung seperti duplikat faktur penjualan untuk memverifikasi saldo nama pelanggan, dan aging yang tepat. Tingkat pengujian untuk detail tie-in tergantung pada jumlah akun yang terlibat, sejauh mana file induk telah diuji sebagai bagian dari TOC dan STOT, dan sejauh mana jadwal telah diverifikasi oleh auditor internal atau orang independen lain sebelum diberikan kepada auditor. Contoh Aged Trial Balance adalah sbb. Contoh Aged Trial Balance adalah sbb. 2 Piutang usaha yang dicatat ada. Existence Konfirmasi saldo pelanggan adalah ujian terpenting dalam TDB untuk menentukan keberadaan piutang yang tercatat. Ketika pelanggan tidak menanggapi konfirmasi, auditor juga memeriksa dokumen pendukung untuk memverifikasi pengiriman barang dan bukti penerimaan kas berikutnya untuk menentukan apakah akun dikumpulkan. Biasanya, auditor tidak memeriksa dokumen pengiriman atau bukti penerimaan kas berikutnya untuk setiap akun dalam sampel yang dikonfirmasi, tetapi mereka dapat menggunakan dokumen-dokumen ini secara luas sebagai bukti alternatif untuk non- respons. 3 Piutang usaha yang ada telah dicantumkan. Completeness Sulit bagi auditor untuk menguji saldo akun yang dihilangkan dari Aged Trial Balance kecuali dengan mengandalkan sifat self-balancing dari file induk piutang usaha. Misalnya, jika klien secara tidak sengaja mengecualikan piutang dagang dari neraca saldo, satu-satunya cara yang mungkin akan ditemukan adalah bagi auditor untuk menghitung saldo percobaan piutang dagang dan merekonsiliasi saldo dengan akun kontrol dalam buku besar. Jika semua penjualan ke pelanggan dihilangkan dari jurnal penjualan, understatement piutang hampir tidak mungkin terungkap dengan TDB. Sebagai contoh, auditor jarang mengirimkan konfirmasi piutang kepada pelanggan dengan saldo nol, sebagian karena penelitian menunjukkan bahwa pelanggan cenderung enggan menanggapi permintaan yang menunjukkan bahwa saldo mereka understated. Selain itu, penjualan yang tidak tercatat ke pelanggan baru sulit diidentifikasi untuk konfirmasi karena pelanggan tersebut tidak termasuk dalam file induk piutang dagang. Understatement penjualan dan piutang diungkapkan paling baik dengan STOT untuk pengiriman yang dilakukan tetapi tidak dicatat tujuan kelengkapan untuk tes transaksi penjualan dan dengan prosedur analitik substantif. 4 Piutang usaha sudah akurat. Accuracy Konfirmasi akun yang dipilih dari neraca saldo adalah tes yang paling umum dari TDB untuk akurasi piutang. Ketika pelanggan tidak menanggapi permintaan konfirmasi, auditor memeriksa dokumen pendukung dengan cara yang sama seperti yang dijelaskan untuk tujuan Existence. Auditor melakukan tes debit dan kredit ke saldo pelanggan ndividu dengan memeriksa dokumentasi pendukung untuk pengiriman dan penerimaan kas. Konfirmasi Positif Konfirmasi positif adalah komunikasi yang ditujukan kepada debitur yang meminta penerima untuk mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang tercantum pada permintaan konfirmasi itu benar atau salah. Formulir Konfirmasi Kosong adalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyatakan jumlah konfirmasi tetapi meminta penerima untuk mengisi saldo atau memberikan informasi lainnya. Konfirmasi faktur adalah jenis konfirmasi positif lain di mana faktur individual dikonfirmasikan, dan bukan seluruh saldo piutang pelanggan. Konfirmasi Negatif Konfirmasi Negatif Konfirmasi negatif juga ditujukan kepada debitur tetapi meminta tanggapan hanya ketika debitur tidak setuju dengan jumlah yang disebutkan. Penentuan jenis konfirmasi yang digunakan adalah keputusan auditor, dan harus didasarkan pada fakta-fakta dalam audit. Faktor utama yang mempengaruhi keputusan auditor adalah materialitas dari total piutang, jumlah dan ukuran akun individu, risiko kontrol, risiko inheren, efektivitas konfirmasi sebagai bukti audit, dan ketersediaan bukti audit lainnya. Standar audit menyatakan bahwa dapat diterima untuk menggunakan konfirmasi negatif sebagai satu-satunya prosedur audit substantif untuk mengatasi risiko salah saji material yang dinilai pada tingkat asersi hanya ketika semua keadaan berikut ini ada Auditor telah menilai risiko salah saji material sebagai rendah dan telah memperoleh cukup bukti yang sesuai mengenai desain dan efektivitas operasi kontrol yang relevan dengan asersi yang diuji dengan prosedur konfirmasi. Populasi item yang tunduk pada prosedur konfirmasi negatif terdiri dari sejumlah besar saldo, transaksi, atau item akun kecil yang homogen. Auditor mengharapkan tingkat pengecualian yang rendah. Auditor yakin bahwa penerima permintaan konfirmasi negatif akan memberikan pertimbangan yang memadai. Misalnya, jika tingkat respons terhadap konfirmasi positif pada tahun-tahun sebelumnya sangat tinggi atau jika ada tingkat respons yang tinggi pada audit klien yang serupa, ada kemungkinan bahwa penerima akan memberikan konfirmasi negatif dengan pertimbangan yang masuk akal juga. Biasanya, ketika konfirmasi negatif digunakan, auditor memberikan penekanan besar pada efektivitas pengendalian internal, pengujian substantif transaks , dan prosedur analitik substantif sebagai bukti kewajaran piutang, dan mengasumsikan bahwa sebagian besar penerima akan memberikan membaca dengan teliti dan menanggapi permintaan konfirmasi. Analisis Perbedaan Ketika permintaan konfirmasi dikembalikan oleh pelanggan, auditor harus menentukan alasan untuk setiap perbedaan yang dilaporkan. Dalam banyak kasus, mereka disebabkan oleh perbedaan waktu antara catatan klien dan pelanggan. Penting untuk membedakan antara perbedaan waktu dan pengecualian, yang mewakili salah saji saldo piutang. Jenis perbedaan konfirmasi yang paling umum dilaporkan meliputi Pembayaran telah dilakukan. Perbedaan yang dilaporkan biasanya muncul ketika pelanggan telah melakukan pembayaran sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum menerima pembayaran tepat waktu untuk pencatatan sebelum tanggal konfirmasi. Contoh semacam itu harus diselidiki dengan cermat untuk menentukan kemungkinan salah saji cutoff penerimaan kas, lapping, atau pencurian uang tunai. Barang Belum Diterima. Perbedaan ini biasanya terjadi karena klien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman dan pelanggan mencatat akuisisi ketika barang diterima. Waktu barang dalam perjalanan sering menjadi penyebab perbedaan yang dilaporkan pada konfirmasi. Ini harus diselidiki untuk menentukan kemungkinan pelanggan tidak menerima barang sama sekali atau adanya salah saji cutoff pada catatan klien. Barang Telah Dikembalikan. Kegagalan klien untuk merekam memo kredit mungkin disebabkan oleh perbedaan waktu atau pencatatan pengembalian dan tunjangan penjualan yang tidak tepat. Seperti perbedaan lain, ini harus diselidiki. Kesalahan administrasi dan jumlah yang diperselisihkan. Jenis perbedaan yang paling mungkin dilaporkan dalam catatan klien adalah ketika pelanggan menyatakan bahwa ada kesalahan dalam harga yang dibebankan untuk barang, barang rusak, jumlah tepat barang yang tidak diterima, dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan ini harus diselidiki untuk menentukan apakah klien salah beserta jumlah kesalahannya. 5 Piutang usaha telah diklasifikasikan dengan benar. Classification Auditor dapat mengevaluasi klasifikasi piutang dengan relatif mudah dengan meninjau Aged Trial Balance untuk piutang material dari afiliasi, pejabat, direktur, atau pihak terkait lainnya. Auditor harus memverifikasi bahwa catatan piutang atau akun yang harus diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dipisahkan dari akun reguler, dan saldo redit yang signifikan dalam piutang direklasifikasi sebagai hutang. Ada hubungan yang erat antara tujuan yang terkait dengan saldo, terkait dengan klasifikasi, dan terkait dengan penyajian dan pengungkapan. Untuk memenuhi tujuan audit yang terkait dengan saldo klasifikasi, auditor harus menentukan apakah klien telah dengan benar memisahkan berbagai klasifikasi piutang yang berbeda. Sebagai contoh, auditor akan menentukan apakah piutang dari pihak-pihak terkait telah dipisahkan pada ged Trial Balance. Untuk memenuhi tujuan penyajian dan pengungkapan, auditor harus memastikan bahwa klasifikasi disajikan dengan benar dengan menentukan apakah transaksi pihak terkait ditampilkan dengan benar dalam laporan keuangan selama tahap penyelesaian audit. 6 Pisah batas piutang usaha sudah benar. Cutoff Salah saji Cutoff Salah saji cutoff ada ketika transaksi periode berjalan dicatat pada periode berikutnya atau sebaliknya. Tujuan dari uji cutoff, terlepas dari jenis transaksi, adalah untuk memverifikasi apakah transaksi di dekat akhir periode akuntansi dicatat dalam periode yang tepat. Tujuan cutoff adalah salah satu yang paling penting dalam siklus karena salah saji dalam cutoff dapat secara signifikan mempengaruhi pendapatan periode berjalan. Misalnya, penyertaan yang disengaja atau tidak disengaja dari beberapa penjualan besar periode berikutnya dalam periode berjalan – atau pengecualian beberapa retur penjualan dan allowance periode berjalan – dapat secara material melebih-lebihkan laba bersih. Salah saji cutoff dapat terjadi untuk penjualan, retur penjualan and allowance, dan penerimaan kas. Untuk masing-masing, auditor memerlukan pendekatan tiga kali lipat untuk menentukan kewajaran cutoff Tentukan kriteria yang tepat untuk cutoff. Mengevaluasi apakah klien telah menetapkan prosedur yang memadai untuk memastikan batas yang wajar. Uji apakah cutoffnya benar. Sales Cutoff Untuk pengukuran pendapatan periode berjalan yang benar, diperlukan metode yang sesuai dengan standar akuntansi dan diterapkan secara konsisten. Bagian terpenting dari mengevaluasi metode klien untuk mendapatkan cutoff yang andal adalah menentukan prosedur yang digunakan. Ketika klien mengeluarkan dokumen pengiriman yang diberi nomor sebelumnya secara berurutan, biasanya merupakan masalah sederhana untuk engevaluasi dan menguji cutoff. Selain itu, pemisahan tugas antara pengiriman dan fungsi penagihan juga meningkatkan kemungkinan pencatatan transaksi dalam periode yang tepat. Ketika kontrol internal klien efektif, auditor biasanya dapat memverifikasi cutoff dengan memperoleh nomor dokumen pengiriman untuk pengiriman terakhir yang dilakukan pada akhir periode dan membandingkan nomor ini dengan periode yang dicatat saat ini dan periode penjualan berikutnya. Sales Return and Allowance Cutoff Standar akuntansi mengharuskan retur penjualan dan allowance disesuaikan dengan penjualan terkait jika jumlahnya material. Misalnya, jika pengiriman periode saat ini dikembalikan pada periode berikutnya, pengembalian penjualan akan muncul pada periode saat ini. Barang-barang yang dikembalikan harus diperlakukan sebagai inventaris periode berjalan. Namun, bagi sebagian besar perusahaan, retur penjualan dan allowance dicatat dalam periode akuntansi di mana mereka terjadi, dengan asumsi jumlah yang sama, offset pada awal dan akhir masing-masing periode akuntansi. Pendekatan ini dapat diterima asalkan jumlahnya tidak material. Beberapa perusahaan membentuk cadangan, mirip dengan penyisihan untuk akun yang tidak dapat ditagih, untuk jumlah pengembalian yang diharapkan pada periode berikutnya. Ketika auditor yakin bahwa klien mencatat semua retur penjualan dan allowance egera, tes cutoff sederhana dan mudah. Auditor dapat memeriksa dokumentasi pendukung untuk sampel retur penjualan dan allowance yang dicatat selama beberapa minggu setelah tanggal penutupan untuk menentukan tanggal penjualan asli. Jika auditor menemukan bahwa jumlah yang dicatat pada periode berikutnya secara signifikan berbeda dari retur dan allowance yang tidak tercatat pada awal periode yang diaudit, mereka harus mempertimbangkan penyesuaian. Sebagai contoh, suatu perusahaan dapat mengalami peningkatan dalam retur penjualan ketika meluncurkan produk baru. Selain itu, jika kontrol internal untuk mencatat retur penjualan dan allowance dievaluasi tidak efektif, sampel yang lebih besar diperlukan untuk memverifikasi cutoff. Cash Receipts Cutoff Sangat mudah untuk menguji salah saji cutoff penerimaan kas dengan melacak penerimaan kas yang dicatat ke periode berikutnya setoran bank pada laporan bank. Penundaan beberapa hari dapat mengindikasikan salah saji cutoff. Untuk tingkat tertentu, auditor juga dapat mengandalkan konfirmasi piutang untuk engungkap salah saji cutoff penerimaan kas. Namun, seringkali sulit untuk embedakan salah saji cutoff dari perbedaan waktu normal karena pengiriman dan deposit in transit pada akhir tahun. Misalnya, jika pelanggan mengirim dan mencatat cek kepada klien untuk pembayaran akun yang belum dibayar pada 30 Desember dan klien menerima dan mencatat jumlahnya pada 2 Januari, catatan kedua organisasi akan berbeda pada 31 Desember. Ini adalah bukan salah saji cutoff, tetapi perbedaan waktu karena waktu pengiriman. Mungkin sulit bagi auditor untuk mengevaluasi apakah salah saji cutoff atau perbedaan waktu terjadi ketika balasan konfirmasi adalah sumber informasi. Jenis situasi ini memerlukan penyelidikan tambahan, seperti pemeriksaan dokumen pendukung. 7 Piutang usaha dinyatakan pada nilai realisasi. Realizable value Standar akuntansi mensyaratkan perusahaan menyatakan piutang dagang pada umlah yang pada akhirnya akan dikumpulkan. Nilai realisasi piutang sama dengan piutang bruto dikurangi penyisihan piutang tidak tertagih. Untuk menghitung penyisihan, klien memperkirakan jumlah total piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih. Jelas, klien tidak dapat memprediksi masa depan dengan tepat, tetapi auditor perlu mengevaluasi apakah penyisihan klien itu wajar, mengingat semua fakta yang tersedia. Untuk memulai evaluasi penyisihan piutang tidak tertagih, auditor menelaah hasil TOC yang berkaitan dengan kebijakan kredit klien. Jika kebijakan kredit klien tetap tidak berubah dan hasil pengujian kebijakan kredit dan persetujuan kredit konsisten dengan tahun sebelumnya, perubahan saldo dalam penyisihan untuk akun tidak tertagih harus mencerminkan hanya perubahan dalam kondisi ekonomi dan volume penjualan. Namun, jika kebijakan kredit klien atau sejauh mana fungsinya dengan benar telah berubah secara signifikan, auditor harus sangat berhati-hati untuk mempertimbangkan dampak dari perubahan ini juga. Auditor sering mengevaluasi kecukupan penyisihan dengan memeriksa dengan hati-hati akun tidak lancar pada Aged Trial Balance untuk menentukan mana yang belum dibayar setelah tanggal neraca. Ukuran dan usia saldo yang belum dibayar kemudian dapat dibandingkan dengan informasi serupa dari tahun-tahun sebelumnya untuk mengevaluasi apakah jumlah piutang tidak lancar meningkat atau menurun dari waktu ke waktu. Auditor juga mendapatkan wawasan tentang kolektibilitas akun dengan emeriksa file kredit, diskusi dengan manajer kredit, dan meninjau file korespondensi klien. Prosedur-prosedur ini sangat penting jika beberapa saldo besar tidak lancar dan tidak dibayar secara teratur. Auditor menghadapi dua kekurangan dalam mengevaluasi penyisihan dengan meninjau saldo tidak lancar individu pada Aged Trial Balance. Pertama, akun lancar diabaikan dalam menetapkan kecukupan penyisihan, meskipun beberapa dari jumlah ini tidak diragukan lagi akan menjadi tidak tertagih. Kedua, sulit untuk membandingkan hasil tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya dengan dasar yang tidak terstruktur. Jika akun menjadi semakin tidak tertagih selama beberapa tahun, fakta ini dapat diabaikan. Untuk menghindari dua kekurangan ini, klien dapat menetapkan riwayat penghapusan kredit macet selama periode waktu sebagai kerangka acuan untuk mengevaluasi penyisihan tahun berjalan. Misalnya, klien dapat menghitung bahwa 2 persen dari akun lancar, 10 persen dari akun 30-90 hari, dan 35 persen dari semua saldo selama 90 hari pada akhirnya menjadi tidak tertagih. Auditor dapat menerapkan persentase ini untuk total saldo Aged Trial Balance tahun berjalan dan membandingkan hasilnya dengan saldo dalam akun penyisihan. Tentu saja, auditor harus memverifikasi kesesuaian persentase yang digunakan dan berhati-hati untuk memodifikasi perhitungan untuk kondisi yang berubah. Gambar berikut adalah contoh analisis penyisihan piutang tak tertagih. Gambar berikut adalah contoh analisis penyisihan piutang tak tertagih. Bad Debt Expense Setelah auditor puas dengan akun penyisihan tidak tertagih, mudah untuk memverifikasi beban piutang tak tertagih. Asumsikan bahwa Saldo awal dalam akun penyisihan diverifikasi sebagai bagian dari audit sebelumnya. Akun yang tidak tertagih yang dihapuskan diverifikasi sebagai bagian dari pengujian substantif transaksi. Saldo akhir dalam akun penyisihan telah diverifikasi dengan berbagai cara. Bad Debt Expense kemudian hanyalah sisa saldo yang dapat diverifikasi dengan rekalkulasi. 8 Klien memiliki hak atas piutang usaha. Rights Hak klien untuk piutang biasanya tidak menimbulkan masalah audit karena piutang biasanya milik klien. Namun dalam beberapa kasus, sebagian dari piutang tersebut mungkin telah dijaminkan, diberikan kepada orang lain, diperhitungkan, atau dijual dengan diskon. Biasanya, pelanggan klien tidak menyadari adanya hal-hal seperti itu, sehingga konfirmasi piutang tidak akan menjelaskannya. Untuk mengungkap contoh di mana klien memiliki hak terbatas untuk piutang, auditor dapat meninjau risalah, membahas dengan klien, mengkonfirmasi dengan bank, memeriksa kontrak utang untuk bukti piutang yang dijaminkan, dan memeriksa file korespondensi. Substantive Analytical Procedure Auditor melakukan perencanaan dan prosedur analitik substantif untuk seluruh siklus penjualan, bukan hanya Account Receivable. Ini diperlukan karena hubungan yang erat antara laporan laba rugi dan akun neraca. Jika auditor mengidentifikasi kemungkinan salah saji dalam Sales atau Sales Return and Allowance menggunakan prosedur analitik, Account Receivable yang kemungkinan besar akan menjadi salah saji yang saling hapus. Berikut adalah Substantive Analytical Procedure untuk Siklus Penjualan. Berikut adalah Substantive Analytical Procedure untuk Siklus Penjualan. Selain prosedur analitik, auditor juga harus meninjau piutang untuk jumlah besar dan tidak biasa, seperti saldo besar, akun yang telah beredar untuk waktu yang lama, piutang dari perusahaan terafiliasi, pejabat, direktur, dan pihak terkait lainnya, dan saldo kredit. Karena prosedur analitik adalah pengujian substantif, prosedur tersebut mengurangi tingkat yang diperlukan auditor untuk melakukan Test of Detail of Balance. Berikut adalah contoh program audit Test of Detail Balance atas Siklus Penjualan. contoh program audit Test of Detail Balance atas Siklus Penjualan. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah sistem dan prosedur atas penjualan kredit dan piutang usaha yang diterapkan oleh PT Mata Pelangi Chemindo serta apakah pelaksanaannya telah sesuai dengan SOP dan berjalan secara efektif dan efisien. PT Mata Pelangi Chemindo adalah perusahaan manufaktur dan trading untuk barang – barang
Artikel SMK jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga ini berisi penjelasan mengenai mengelola kartu piutang yang terdiri dari pengenalan piutang, jenis-jenis piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang. — Kamu pernah nggak sih ada di momen mau nagih utang, tapi merasa nggak enakan. Eh, pas udah berani nagih, malah dimarahin sama yang ngutang. Wkwkwk… Lo yang ngutang, lo yang galak sumber Padahal, sebelumnya kamu dan pihak yang berutang sudah memiliki kesepakatan mengenai tanggal pembayaran. Tapi, ketika kamu menagihnya, pihak tersebut seakan-akan lupa dengan kewajibannya membayar utang. Hadeeeh… bete, deh. Walaupun begitu, kamu harus tetap menagihnya ya, agar orang yang berutang memiliki rasa tanggung jawab untuk mengembalikan sesuatu yang bukan miliknya. *brb* berubah jadi galak sumber Ngomong-ngomong masalah utang, kamu pasti udah nggak asing lagi kalau dengar istilah utang piutang. Dalam dunia bisnis, istilah utang piutang merupakan hal yang nggak bisa dilepaskan, terutama pada pencatatan keuangan dan akuntansi. Di artikel kali ini, kita akan membahas tentang piutang terlebih dahulu, ya. Kita akan mengenal apa itu piutang, jenis-jenis piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang. So, are you ready, guys? Let’s go! Baca juga Administrasi Transaksi Pengertian, Fungsi, dan Unsurnya Piutang Jika pada kasus awal kita tau bahwa utang merupakan kewajiban yang harus dibayarkan kepada pihak yang memberikan pinjaman, maka piutang adalah kebalikannya. Piutang merupakan tagihan kepada pihak lain yang berutang yang memiliki batas waktu pengembalian yang sudah disepakati bersama. Artinya, pihak yang berutang ini memiliki tuntutan untuk melunasi kewajibannya. Pada transaksi piutang, pihak yang memiliki utang atau peminjam disebut debitur, sedangkan pihak yang memiliki piutang atau pemberi pinjaman disebut kreditur. Piutang ada karena terdapat transaksi seperti penjualan barang atau jasa secara kredit, pemberian pinjaman, atau uang muka. Jadi, piutang bisa berupa uang, barang, penjualan yang belum dibayar lunas, atau tagihan yang belum dibayar oleh pihak lain akan tetapi produknya sudah ia terima. Piutang akan dinyatakan sah jika terdapat faktur invoice, yaitu bukti transaksi dari transaksi penjualan. Isi dari faktur tersebut harus memenuhi syarat, yaitu memiliki nilai dan tanggal jatuh tempo. Setelah itu, faktur akan diterbitkan dicetak. Supaya lebih paham, coba deh perhatikan contoh soal piutang di bawah ini. Kira-kira, sudah sesuai belum ya dengan ciri-ciri piutang yang sudah kita bahas sebelumnya? Pada tanggal 1 September, PT A menjual barang dagang senilai Rp50 juta kepada pelanggan Y yang akan dibayar pada 1 Oktober. Pada 1 Oktober, pihak Y cukup membayar senilai Rp50 juta tanpa tambahan lain. Jawabannya? Yup! Sudah sesuai, ya. Pada contoh tersebut, terdapat nilai jatuh tempo yang harus dibayarkan pihak Y kepada PT A, yaitu sebesar Rp50 juta. Selain itu, tanggal jatuh tempo piutang yang harus dibayarkan pihak Y kepada PT A tertulis dengan jelas, yaitu tanggal 1 Okt. Nah, pada contoh ini tidak ada bunga yang berlaku, jadi pihak Y hanya membayar sebesar nilai yang disepakati. Jenis-Jenis Piutang Piutang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain. Pada pembukuan laporan keuangan, ketiga jenis piutang ini dikelompokkan pada akun yang berbeda karena memiliki cara hitung yang berbeda. Penasaran? Simak terus, ya! a. Piutang Usaha Accounts Receivable Piutang usaha disebabkan karena adanya transaksi berupa penjualan barang atau jasa secara kredit. Nah, piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca/laporan posisi keuangan sebagai harta aset lancar dapat digunakan dalam jangka waktu dekat. Hal ini karena piutang usaha umumnya memiliki jangka waktu pendek antara 30 – 90 hari. Perjanjian piutang usaha dilakukan secara informal. Persetujuan pihak satu dan pihak lainnya kreditur dan debitur hanya berdasarkan dokumen-dokumen perusahaan, seperti faktur dan kontrak penyerahan, tanpa adanya surat jaminan. b. Piutang Wesel Notes Receivable Piutang wesel merupakan tagihan yang muncul dari transaksi penjualan barang atau jasa yang disertai dengan dokumen dan surat jaminan wesel yang mengikat antara pihak debitur dengan kreditur. Piutang wesel terbagi lagi menjadi dua jenis nih, yaitu piutang wesel berbunga dan tidak berbunga. Piutang wesel berbunga merupakan jumlah uang yang diterima pemegang wesel kreditur ketika tanggal jatuh tempo. Jumlah uangnya ini sebesar nilai nominal yang dipinjam debitur ditambah bunga. Biasanya, bunga piutang dinyatakan dalam persentase % dari nilai piutang wesel. Misalnya, pada 1 Februari 2020, PT. B memiliki utang sebesar kepada PT. A dengan bunga 4% per bulan. Masa jatuh tempo ditetapkan tanggal 1 Agustus 2020. Maka, perhitungan piutang wesel berbunganya, yaitu bunga wesel saat jatuh tempo = x 4% x 6 bulan = Jadi, nilai jatuh temponya yaitu nominal + bunga = + = Nah, kalau piutang wesel tidak berbunga merupakan piutang yang tidak memberikan bunga kepada pihak debitur. Jadi, ketika tanggal jatuh tempo, uang yang diterima pemegang wesel adalah sebesar nominal yang disepakati. c. Piutang Lain-lain Other Accounts Receivable Piutang ini terjadi bukan dari penjualan kredit barang atau jasa, melainkan non-usaha. Misalnya, seperti penjualan surat berharga, pemberian uang muka pada pemegang saham, para direktur, gaji karyawan, dan tuntutan atas kerugian/kerusakan. Baca juga Konsep Dasar, Fungsi, dan Prinsip Administrasi Kepegawaian Kartu Piutang Piutang akan dicatat dalam sebuah buku besar pembantu yang disebut kartu piutang. Jadi, setiap transaksi piutang yang telah terjadi akan dibukukan dalam kartu piutang. Bentuk kartunya seperti gambar di bawah ini, ya. Pada kartu piutang, terdapat nama debitur, tanggal transaksi, syarat pembayaran tanggal jatuh tempo dan nominal pembayaran, dan nama kreditur yang mengesahkan kartu piutang tersebut. Kartu piutang dibuat oleh petugas piutang yang telah disahkan kepala keuangan atau akunting. Lalu, dikelompokkan per masing-masing debiturnya, sehingga kita bisa mengetahui catatan transaksi piutang setiap debitur secara jelas. Prosedur Pencatatan Piutang Pada penjelasan kartu piutang, kamu pasti menemukan kata rincian mutasi piutang’. Hmm, lalu apa sih yang dimaksud mutasi piutang? Mutasi piutang merupakan perubahan jumlah piutang yang muncul karena adanya sebuah transaksi. Pada kartu piutang, transaksi tersebut misalnya seperti penjualan secara kredit, penerimaan kas debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang. Data-data piutang dimasukan ke dalam kartu piutang menggunakan prosedur pencatatan piutang. Nah, prosedur ini dilakukan dengan cara memindahkan posting catatan keuangan transaksi yang ada di jurnal umum dan jurnal khusus ke buku besar. Setelah itu, dari buku besar, baru dimasukkan ke dalam kartu piutang, berdasarkan masing-masing jurnal. Sebagai contoh, coba kamu perhatikan proses pencatatan piutang ke dalam kartu piutang di bawah ini, ya! Perusahaan Onderdil Motor Buana menjual barang dagang secara kredit kepada beberapa perusahaan, yaitu PT Nusantara dan PD Jaya Motor pada bulan Agustus 2020. Berikut ini adalah beberapa data transaksi perusahaan Onderdil Motor Buana di bulan tersebut. Transaksi penjualan kredit kepada debitur yang terjadi pada bulan Agustus 2020 Agustus 10, faktur No. S-06 kepada PT NUSANTARA seharga = Agustus 15, faktur No. S-07 kepada PD JAYA MOTOR seharga = Jumlah penjualan kredit bulan Agustus 2020 = Selanjutnya, data transaksi penjualan kredit PT Nusantara dan PD Jaya Motor yang terjadi di bulan Agustus 2020 kita tulis di jurnal penjualan. Setelah ditulis di jurnal penjualan, langkah selanjutnya yaitu memindahkan data tersebut ke buku besar. Nah, pencatatannya di buku besar adalah sebagai berikut 1. Transaksi penjualan kredit kepada debitur dicatat dalam jurnal penjualan JPn pada jurnal khusus di halaman 1. Maka dari itu, pada kolom referensi Ref ditulis JPn-1. 2. Semua lembar bukti tagihan faktur penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan sebesar ditulis di bagian debit akun piutang dagang, dengan keterangan tanggal 31 Agustus 2020 akhir bulan. Nah, posting akun piutang dagang pada buku besar akan ditulis seperti pada gambar di bawah ini, ya. Nah, setelah data-data tersebut dipindahkan ke buku besar, sudah tau dong apa langkah selanjutnya? Yup, memasukan data ke kartu piutang masing-masing debitur. Kartu piutang akan ditulis sebagai berikut 1. Kolom tanggal diisi dengan tanggal masing-masing transaksi 2. Rincian rekening masing-masing debitur tercatat dalam kartu piutang di sisi debit Sip! Sampai sini kamu sudah paham kan tentang materi piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang? Piutang merupakan tagihan yang harus dibayarkan peminjam debitur kepada pemberi pinjaman kreditur karena adanya transaksi barang/jasa secara kredit non tunai. Piutang ini banyak jenisnya, ada piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain. Kemudian, piutang dicatat dalam sebuah buku pembantu yang disebut kartu piutang. Proses pencatatan data-data piutang dalam kartu piutang harus menggunakan prosedur pencatatan kartu piutang. Yup, selesai deh materi kita kali ini. Gimana? Seru kan belajar akuntansi? Sekarang, kamu jadi tau nih pengertian, ciri dan jenis-jenis piutang, kartu piutang, serta prosedur pencatatan kartu piutang. Kalau kamu ingin mempelajari materi lain seputar utang, piutang dan prosedur pencatatannya, coba deh tonton di ruangbelajar! Di sana, ada ribuan video materi pelajaran lengkap dengan latihan soal dan pembahasannya, lho! Referensi Kartu Piutang [Daring] – Nusantara, D. A 2003 Mengelola Kartu Piutang. Departemen Pendidikan Nasional. Tautan Diakses 16 September 2020 Sumber foto Gif image [Daring] – Tautan Diakses 16 September 2020 Meme [Daring] – Tautan Diakses 16 September 2020
AnggaranPiutang adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang jumlah piutang perusahaan akibat penjualan secara kredit disertai dengan perubahan-perubahan (pertambahan piutang, piutang tertagih, sisa piutang) dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Seperti yang kami bahas di paragraf sebelumnya ketentuanRelated PapersDalam dunia bisnis, pasti akan terjadi transaksi jual beli. Transaksi ini juga dikenal sebagai penjualan dan pembelian. Penjualan adalah kegiatan utama perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan, yakni memperoleh laba. Jika penjualan suatu perusahaan berjalan dengan baik maka laba yang akan diperoleh juga meningkat. Demikian sebaliknya, jika penjualan suatu perusahaan berjalan dengan kurang baik maka laba yang diperoleh akan menurun. Penjualan dapat berupa penjualan tunai dan penjualan kredit. Pembelian adalah kegiatan utama untuk menjamin kelancaran transaksi penjualan yang terjadi dalam suatu perusahaan. Dengan adanya pembelian, perusahaan dapat dengan mudah menyediakan sumber daya secara efektif dan efisien. Jadi, penjualan dan pembelian akan berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Namun, tidak selamanya penjualan naik maka kondisi keuangan perusahaan akan meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya penjualan kredit atau yang lebih dikenal dengan piutang. Piutang adalah salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang, jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari sampai dengan 90 hari. Tidak semua perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit akan berhasil atau berjalan lancar. Sebagian pelanggan mungkin tidak akan membayar utang mereka, sehingga piutang menjadi tak tertagih. Maka dari itu, biasanya perusahaanKas merupakan aset yang paling mungkin untuk digunakan dan dibelanjakan dengan tidak tepat. Kas meliputi uang logam, uang kertas, wesel, cek, dan bilyet giro atau dokumen lainnya yang dapat tersedia serta bernilaikan uang . Berikut beberapa definisi yang terkait dengan kas menurut Kartika, 2016 kas kecil terjadi jika entitas melakukan transaksi pengeluaran uang dengan jumlah kecil. Bank saldo kas yang tersedia pada rekening entitas di Bank yang dapat sewaktu-waktu digunakan. Setara kas investasi jangka pendek yang siap di konversikan ke kas dan dekat dengan tanggal jatuh temponya sehingga tidak memberikan risiko yang signifikan pada tingkat bunga. A. Pengendalian Kas Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengendalikan kas 1. Adanya karyawan kusus yang menangani penerimaan kas. 2. Adanya pemisahan tugas antara yang menerima, mencatat, menyetujui, dan menyimpan kas. 3. Setiap transaksi harus di dukung dokumen. 4. Dilakukannya pengecekan terhadap kas secara berkala. 5. Dibuatnya perencanaan arus kas. 6. Pengendalian penerimaan kas dan pengeluaran. 7. Lakukan rekonsiliasi bank. 8. Dibuatnya pengelolaan kas Kas, aset paling likuid, adalah media pertukaran standar dasar untuk mengukur dan menghitung semua item lainnya. Perusahaan umumnya mengklasifikasikan kas sebagai aset lancar. Uang tunai terdiri dari uang logam, mata uang, dan dana yang tersedia pada deposito di bank. Instrumen yang dapat dinegosiasikan seperti wesel, cek bersertifikat, cek kasir, cek pribadi, dan draft bank juga dipandang sebagai uang tunai. Dalam pelaporan kas, ada beberapa masalah yang menjadi perhatian khusus seperti setara kas, kas yang dibatasi, dan overdraft kas bank. Sedangkan piutang juga merupakan aset finansial. Piutang sering disebut sebagai pinjaman dan piutang adalah klaim yang diajukan terhadap pelanggan dan orang lain atas uang, barang, atau jasa. Piutang adalah asset keuangan juga sebagai instrument keuanganUntuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar dan tidak lancar. Piutang lancar diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklusoperasi berjalan. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar. Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang ini bisa disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha adalah janji lisandari pembeli untuk membayar barang/jasa yang dijual sedangkan wesel tagih adalah janjitertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa meliputu jumlah yang harus dibayar pelangga, karyawan, dan afiliasi atas akun terbuka seperti wesel, serta pinjaman dan bunga akrual atas saldo semacam itu. Pertimbangan yang akan berikan dalam hal ini adalah piutang kotor dari para pelanggan atas transaksi penjualan kredit dan yang berhubungan dengan akun kontra, yaitu penyisihan untuk piutang tak tertagih. Merupakan hal yang penting untuk mengingat kembali bahwa dengan mengaudit piutang usaha auditor dapat mengaudit penjualan berkaitan. Penjualan yang paling mungkin menghadirkan potensi salah saji adalah penjualan yang tidak dapat ditagih. Untuk merancang pengujian substantif atas akun – akun ini, auditor pertama – tama harus menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima oleh setiap asersi signifikan yang berkaitan.Piutang atau yang dalam sering disebut AR atau Account Receivable, bisa diartikan sebagai salah satu jenis transaksi akuntansi yang berkaitan dengan penagihan kepada konsumen yang telah berhutang.. Secara umum, piutang adalah sejumlah pinjaman yang terjadi karena penjualan barang atau jasa secara kredit, atau sejumlah pinjaman seseorang kepada orang
Prosedurpenagihan e. Prosedur pencatatan piutang f. Prosedur pencatatan pendapatan penjualan kredit g. Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual 2. Sistem Penjualan Tunai, terdiri dari berbagai prosedur sbb: a. yang berkaitan dengan piutang. • Fungsi Akuntansi Biaya Mencatat kos produk jadi yang dijual dalam buku pembantu sediaan
XgBy.